Tuesday, December 11, 2012

20 Sunnah yang dilupakan

Sunnah adalah segala sesuatu yang diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam baik perkataan, perbuatan, ataupun persetujuan. Sunnah juga berarti sesuatu yang pelakunya mendapat pahala dan tidak ada dosa bagi yang meninggalkannya.

Di antara perbuatan sunnah yang jarang dilakukan kaum muslimin adalah sebagai berikut:



  1. Mendahulukan Kaki Kanan Saat Memakai Sandal Dan Kaki Kiri Saat Melepasnya
    1. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika kalian memakai sandal maka dahulukanlah kaki kanan, dan jika melepaskannya, maka dahulukanlah kaki kiri. Jika memakainya maka hendaklah memakai keduanya atau tidak memakai keduanya sama sekali.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
  2. Menjaga Dan Memelihara Wudhu.
    1. Diriwayatkan dari Tsauban Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Istiqamahlah (konsistenlah) kalian semua (dalam menjalankan perintah Allah) dan kalian tidak akan pernah dapat menghitung pahala yang akan Allah berikan. Ketahuilah bahwa sebaik-baik perbuatan adalah shalat, dan tidak ada yang selalu memelihara wudhunya kecuali seorang mukmin.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
  3. Bersiwak (Menggosok Gigi dengan Kayu Siwak)
    1. Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Siwak dapat membersihkan mulut dan sarana untuk mendapatkan ridha Allah.” (HR. Ahmad dan An-Nasa`i)
    2. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda, “Andaikata tidak memberatkan umatku niscaya aku memerintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali hendak shalat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
    3. Bersiwak disunnahkan setiap saat, tetapi lebih sunnah lagi saat hendak berwudhu, shalat, membaca Al-Qur`an, saat bau mulut berubah, baik saat berpuasa ataupun tidak, pagi maupun sore, saat bangun tidur, dan hendak memasuki rumah.
    4. Bersiwak merupakan perbuatan sunnah yang hampir tidak pernah dilakukan oleh banyak orang, kecuali yang mendapatkan rahmat dari Allah. Untuk itu, wahai saudaraku, belilah kayu siwak untuk dirimu dan keluargamu sehingga kalian bisa menghidupkan sunnah ini kembali dan niscaya kalian akan mendapatkan pahala yang sangat besar.
  4. Shalat Istikharah.
    1. Diriwayatkan dari Jabir Radhiyallahu Anhu bahwa ia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengajarkan kepada kita tata cara shalat istikharah untuk segala urusan, sebagaimana beliau mengajarkan surat-surat Al-Qur`an kepada kami.” (HR. Al-Bukhari)
    2. Oleh karena itu, lakukanlah shalat ini dan berdoalah dengan doa yang sudah lazim diketahui dalam shalat istikharah. 
  5. Berkumur-Kumur Dan Menghirup Air dengan Hidung Dalam Satu Cidukan Telapak Tangan Ketika Berwudhu.
    1. Diriwayatkan dari Abdullah bin Zaid Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkumur-kumur dan menghirup air dengan hidung secara bersamaan dari satu ciduk air dan itu dilakukan sebanyak tiga kali. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
  6. Berwudhu Sebelum Tidur Dan Tidur Dengan Posisi Miring Ke Kanan
    1. Diriwayatkan dari Al-Barra’ bin Azib Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika kamu hendak tidur, maka berwudhulah seperti hendak shalat, kemudian tidurlah dengan posisi miring ke kanan dan bacalah, ‘Ya Allah, Aku pasrahkan jiwa ragaku kepada-Mu, aku serahkan semua urusanku kepada-Mu, aku lindungkan punggungku kepada-Mu, karena cinta sekaligus takut kepada-Mu, tiada tempat berlindung mencari keselamatan dari (murka)-Mu kecuali kepada-Mu, aku beriman dengan kitab yang Engkau turunkan dan dengan nabi yang Engkau utus’. Jika engkau meninggal, maka engkau meninggal dalam keadaan fitrah. Dan usahakanlah doa ini sebagai akhir perkataanmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
  7. Berbuka Puasa Dengan Makanan Ringan
    1. Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berbuka puasa sebelum shalat maghrib dengan beberapa kurma basah. Jika tidak ada maka dengan beberapa kurma kering. Jika tidak ada, maka beliau hanya meminum beberapa teguk air.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
  8. Sujud Syukur Saat Mendapatkan Nikmat Atau Terhindar Dari Bencana
    1. Sujud ini hanya sekali dan tidak terikat oleh waktu. Diriwayatkan dari Abu Bakrah Radhiyallahu Anhu ia berkata, “Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapatkan sesuatu yang menyenangkan atau disampaikan kabar gembira maka beliau langsung sujud dalam rangka bersyukur kepada Allah.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
  9. Tidak Begadang Dan Segera Tidur Selesai Shalat Isya
    1. Hal ini berlaku jika tidak ada keperluan saat begadang. Tetapi jika ada keperluan, seperti belajar, mengobati orang sakit dan lain-lain maka itu diperbolehkan. Dalam hadits shahih dinyatakan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak suka tidur sebelum shalat isya` dan tidak suka begadang setelah shalat isya`.
  10. Mengikuti Bacaan Muadzin
    1. Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu Anhu bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan oleh muadzin, kemudian bershalawatlah kepadaku. Barangsiapa yang bershalawat kepadaku, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.Kemudian mintakan wasilah untukku, karena wasilah merupakan tempat di surga yang tidak layak kecuali bagi seorang hamba Allah dan aku berharap agar akulah yang mendapatkannya. Barangsiapa yang memintakan wasilah untukku maka ia akan mendapatkan syafaatku (di akhirat kelak).” (HR. Muslim)
  11. Berlomba-Lomba Untuk Mengumandangkan Adzan, Bersegera Menuju Shalat, Serta Berupaya Untuk Mendapatkan Shaf Pertama.
    1. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Andaikata umat manusia mengetahui pahala di balik adzan dan berdiri pada shaf pertama kemudian mereka tidak mendapatkan bagian kecuali harus mengadakan undian terlebih dahulu niscaya mereka membuat undian itu. Andaikata mereka mengetahui pahala bergegas menuju masjid untuk melakukan shalat, niscaya mereka akan berlomba-lomba melakukannya. Andaikata mereka mengetahui pahala shalat isya dan subuh secara berjamaah, niscaya mereka datang meskipun dengan merangkak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
  12. Meminta Izin Tiga Kali Ketika Bertamu
    1. Jika tidak mendapatkan izin dari tuan rumah, maka konsekuensinya anda harus pergi. Namun, banyak sekali orang yang marah-marah jika mereka bertamu tanpa ada perjanjian sebelumnya, lalu pemilik rumah tidak mengizinkannya masuk. Mereka tidak bisa memaklumi, mungkin pemilik rumah memiliki uzur sehingga tidak bisa memberi izin.
    2. Allah Ta’ala berfirman, “Dan jika dikatakan kepadamu, “Kembalilah!” Maka (hendaklah) kamu kembali. Itu lebih suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nuur: 28)
    3. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Adab meminta izin itu hanya tiga kali, jika tidak diizinkan maka seseorang harus pulang.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
  13. Mengibaskan Seprai Saat Hendak Tidur
    1. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,“Jika kalian hendak tidur, maka hendaknya dia mengambil ujung seprainya, lalu mengibaskannya dengan membaca basmallah, karena dia tidak mengetahui apa yang akan terjadi di atas kasurnya. Jika dia hendak merebahkan tubuhnya, maka hendaknya dia mengambil posisi tidur miring ke kanan dan membaca, “Maha Suci Engkau, ya Allah, Rabbku, dengan-Mu aku merebahkan tubuhku, dan dengan-Mu pula aku mengangkatnya. Jika Engkau menahan nyawaku, maka ampunkanlah ia, dan jika Engkau melepasnya, maka lindungilah ia dengan perlindungan-Mu kepada hamba-hamba-Mu yang shalih.” (HR. Muslim)
  14. Meruqyah Diri Dan Keluarga
    1. Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha bahwa ia berkata, “Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam senantiasa meruqyah dirinya dengan doa-doa perlindungan ketika sakit, yaitu pada sakit yang menyebabkan wafatnya beliau. Saat beliau kritis, akulah yang meruqyah beliau dengan doa tersebut, lalu aku mengusapkan tangannya ke anggota tubuhnya sendiri, karena tangan itu penuh berkah.” (HR. Al-Bukhari)
  15. Berdoa Saat Memakai Pakaian Baru
    1. Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu Anhu ia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam jika mengenakan pakaian baru, maka beliau menamai pakaian itu dengan namanya, baik itu baju, surban, selendang ataupun jubah, kemudian beliau membaca, “Ya Allah, hanya milik-Mu semua pujian itu, Engkau telah memberiku pakaian, maka aku mohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan tujuannya dibuat, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan tujuannya dibuat.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi) 
  16. Mengucapkan Salam Kepada Semua Orang Islam Termasuk Anak Kecil
    1. Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru Radhiyallahu Anhu, ia menceritakan, ”Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, ‘Apa ciri keislaman seseorang yang paling baik?’Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab, ‘Kamu memberikan makanan (kepada orang yang membutuhkan) dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan orang yang tidak kamu kenal.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
    2. Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu Anhu bahwa ia menuturkan, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berjalan melewati kumpulan anak-anak, lalu beliau mengucapkan salam kepada mereka semua.” (HR. Muslim)
  17. Berwudhu Sebelum Mandi Besar (Mandi Junub)
    1. Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anhu, “Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ingin mandi besar, maka beliau membasuh tangannya terlebih dahulu, lalu berwudhu seperti hendak shalat, kemudian memasukkan jemarinya ke airdan membasuh rambutnya dengan air. Selanjutnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menuangkan air tiga ciduk ke kepalanya dengan menggunakan tangannya, lalu mengguyur semua bagian tubuhnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
  18. Membaca ‘Amin’ Dengan Suara Keras Saat Menjadi Makmum
    1. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika imam membaca “Amin” maka kalian juga harus membaca “Amin” karena barangsiapa yang bacaan Amin-nya bersamaan dengan bacaan malaikat maka diampunkan dosa-dosanya yang telah berlalu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
    2. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa kaum salafus-shalih mengeraskan bacaan “Amin” sehingga masjid bergemuruh.
  19. Mengeraskan Suara Saat Membaca Zikir Setelah Shalat
    1. Di dalam kitab Shahih Al-Bukhari disebutkan, “Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma mengatakan, mengeraskan suara dalam berzikir setelah orang-orang selesai melaksanakan shalat wajib telah ada sejak zaman Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
    2. Ibnu Abbas juga mengatakan, “Aku mengetahui orang-orang telah selesai melaksanakan shalat karena mendengar zikir mereka.” (HR. Al-Bukhari)
    3. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Disunnahkan mengeraskan suara saat membaca tasbih, tahmid dan takbir setelah shalat.” Sunnah ini tidak dilakukan di banyak masjid sehingga tidak dapat dibedakan apakah imam sudah salam atau belum, karena suasananya sepi dan hening. Caranya adalah imam dan makmum mengeraskan bacaan tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah) dan takbir (Allahu Akbar) secara sendiri-sendiri, bukan satu komando dan satu suara.
    4. Adapun mengeraskan suara ketika berzikir dengan satu komando, satu suara dan dipimpin oleh imam maka dalam hal ini terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama. Ada yang mengatakan sunnah secara mutlak, ada yang memandang sunnah dengan syarat-syarat tertentu dan ada pula yang mengatakan bahwa zikir berjamaah adalah perbuatan bid’ah.
  20. Membuat Pembatas Saat Sedang Shalat Fardhu Atau Shalat Sunnah
    1. Diriwayatkan dari Abu Said al-Kudri Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Ketika kalian hendak shalat, maka buatlah pembatas di depannya dan majulah sedikit, dan janganlah membiarkan seseorang lewat di depannya. Jika ada orang yang sengaja lewat di depannya, maka hendaknya dia menghalanginya karena orang itu adalah setan.” (HR. Abu dawud dan Ibnu Majah)
    2. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma, ia berkata, “Rasulullah menancapkan tombak di depannya, lalu shalat di belakang tongkat itu.” (HR. Al-Bukhari) 

Sunnah ini sering diabaikan, terutama saat melakukan shalat sunnah. Wahai saudaraku! Jadilah seperti orang yang diungkapkan oleh Abdurrahman bin Mahdi, “Aku mendengar Sufyan berkata, ‘Tiada satu hadits pun yang sampai kepadaku kecuali aku mengamalkannya meskipun hanya sekali.”

Muslim bin Yasar mengatakan, “Aku pernah melakukan shalat dengan memakai sandal padahal shalat tanpa sandal sangat mudah dilakukan. Aku melakukan itu hanya ingin menjalankan sunnah Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam.”
Ibnu Rajab menuturkan, “Orang yang beramal sesuai ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, meskipun amal itu sangat kecil, maka itu akan lebih baik daripada orang yang beramal tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam meskipun dia sangat bersungguh-sungguh.”
Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang mengikuti sunnah rasul-Mu dan mengikuti jejaknya. Ya Allah, kumpulkanlah kami dan kedua orang tua kami bersamanya di surga wahai Tuhan Yang Maha Pengasih.

Misteri Zikir Akhir Zaman


Tidak perlu diragukan lagi bahawa zikir adalah modal utama dalam menjalankan tugas utama hidup kita, iaitu beribadah kepada Allah. Bahkan, inti seluruh ibadah adalah zikir dengan menyebut, mengingat, memahami, merenungkan, dan mengamalkan petunjuk Allah. Zikir adalah ibadah yang paling ringan dan murah. Zikir juga merupakan ibadah yang fleksibel, kerana boleh dilaksanakan di semua tempat, masa, dan keadaan. Oleh kerana itu, ia adalah ibadah sepanjang hayat.

Kita sudah biasa mendengar ceramah atau membaca penjelasan bahawa doa dan zikir mendatangkan ketenangan jiwa, meninggikan darjat, menambah pahala, dan menggugurkan dosa. Tetapi, bagaimana dengan sejumlah hal 'luar biasa' ini?

Tasbih, tahlil, tahmid, dan takbir menjadi makanan dan minuman fizikal saat kaum muslimin mengalami bencana kemarau dan kelaparan melampau selama tiga tahun sebelum kemunculan Dajjal.

Nuffnang Ads
Tahlil dan takbir yang dilaungkan 70000 Bani Ishaq pasukan Al-Mahdi meruntuhkan benteng Konstantinopel di daratan, lautan, dan pintu gerbang kota.

Zikir dan doa sebagai modal kekuatan Dzul-Qarnain saat membina tembok sekatan, juga sebagai modal kekuatan bangsa Ya'juj dan Ma'juj untuk membuat lubang dan meruntuhkan benteng sekatan tersebut dan ajaibnya, sebagai senjata Nabi Isa dan kaum muslimin untuk menewaskan dan sekaligus menguburkan bangsa Ya'juj dan Ma'juj. Padahal, semua penduduk bumi dan langit tidak mampu membendung kekejaman dua bangsa perosak yang besar, kejam, dan dalam tempoh itu!

Zikir dan doa menyelematkan peribadi dari pembunuhan, mengukuhkan pasukan Islam, memporak-perandakan pasukan musuh, dan menghantar tentera muslim kepada mati syahid terutama di masa kekacauan akhir zaman dan perjuangan Al-Mahdi-Nabi Isa untuk memakmurkan dunia dengan syariat Allah.

Zikir dan doa menghindarkan harta dan nyawa kaum muslimin dari bencana alam di saat akhir zaman sering berlaku gempa bumi, hujan meteor, kegelapan dan pengubahan bentuk manusia. Bahkan, doa dan zikir boleh mengubah bencana menjadi sebuah berkat.

Zikir dan doa mengandungi lima kekuatan dahsyat yang menyelamatkan kaum muslimin dari segala penyakit fizikal, baik secara preventif mahupun kuratif.

Doa dan zikir mengajarkan visi, misi, dan langkah-langkah operasionil yang harus ditempuh oleh kaum muslimin untuk mempertahankan iman, meningkatkan amal, menyusun Fusthath iman (kelompok iman), dan melindunginya dari pengkhianatan dari dalam manakala fitnah Duhaima 'yang mengawal keluarnya Dajjal telah datang menfitnah umat Islam.

Doa dan zikir mematahkan semua tipu daya, kepalsuan dan kekuatan Dajjal. Padahal, Dajjal membawa sungai air dan api dan juga gunung mampu memerintahkan langit untuk menurunkan hujan dan bumi bagi menghidupkan  tanaman bahkan menghidupkan kembali beberapa orang yang telah mati.

Doa dan zikir mendatangkan kemuliaan bagi seorang muslim untuk turut menyambut turunnya Nabi Isa dari langit mendapat keimanan dari binatang yang boleh bercakap dan memohon taubat sebelum matahari terbit dari arah barat.

Wednesday, December 5, 2012

SUKSES DALAM HIDUP

Dr. Kholid bin Abdul Karim Al-Lahim berkongsi di dalam bukunya Mafatih Tadabburil Qur’an wan Najah fil Hayah (Kunci Tadabbur Al-Qur’an & Sukses Dalam Hidup) 10 kunci untuk mentadabburi Al-Quran supaya ianya memberikan kesan yang mendalam terhadap kehidupan kita.
1. Hati yang cinta pada Al-Qur’an
Hati ada raja, dan alat untuk menghayati Al-Quran adalah hati, bukannya aqal. Sedangkan hati seringkali berbolak balik antara tarikan keimanan dan syaithan. Jika hati kita memang inginkan kepada Allah swt., signal-signal rabbani akan mudah untuk diterima walhal jika hati kita rosak akibat virus dunia, bagaimana mungkin signal-signal rabbani ini akan masuk dengan baik ?
  1. Hati yang cintakan kepada Al-Quran akan memiliki tanda-tanda berikut:
  2. Senang bertemu dengannya
  3. Duduk bersamanya dalam waktu yang panjang tanpa bosan
  4. Rindu padanya
  5. Banyak bermusyawarah dengannya, percaya penuh dengan bimbingan-bimbingannya, dan kembali padanya ketika ada masalah dalam kehidupan baik yang kecil maupun yang besar.
  6. Mentaatinya baik perintah maupun larangan.
Justru kita perlu senantiasa memohon kepada Allah agar diberikan hati yang jernih, hati yang hidup, hati yang sentiasa terawat dan dijaga. Antara doa yang di ajarkan adalah, “ Yaa Muqollibal Quluub Tsabbit Qolbii Alaa diiinik.”
2. Tujuan-tujuan membaca Al-Qur’an
Apakah tujuan anda membaca Al-Quran ? Untuk menghabiskan target tilawah ? atau kerana janji Allah terhadap 10 kebaikan pada setiap hurufnya ? atau kerana pelbagai yang lain kerana apa yang kita akan dapatkan daripada Al-Quran adalah sesuai dengan motivasi yang menolak kita untuk membacanya.
Justru kita akan mendapatkan manfaat yang lebih daripada Al-Quran apabila tujuan yang kita letakkan adalah untuk mendapat cahayanya yang akan memandu kita dalam menjalani kehidupan.
3. Berdiri sholat dengan membaca Al-Qur’an
Kita dianjurkan untuk melakukan proses tadabbur di dalam solat kerana sewaktu solat, kita dituntut untuk menghadirkan hati, mengkhusyu’kan jiwa dan memusatkan penumpuan kita sepenuhnya kepada Allah.
Allah Ta’ala berfirman :
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَّكَ عَسَى أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَاماً مَّحْمُوداً -الإسراء : 79 
“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji”. (Surah Al-Isroo’:79)
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :
لا حسد إلا في اثنتين رجل أتاه الله القرآن فهو يقوم به آناء الليل وآناء النهار ، ورجل آتاه الله مالا فهو ينفقه آناء الليل وآناء النهار. متفق عليه
“Tidak ada hasad kecuali pada dua orang; seseorang yang Allah anugerahkan Al-Qur’an kemudian dia berdiri membacanya sepanjang siang dan malam, dan seseorang yang Allah anugerahkan harta kemudian dia menginfaqkannya sepanjang siang dan malam”. (Muttafaqun ‘alaih)
4. Membacanya pada waktu malam
Al-Hasan bin Ali رضي الله عنه berkata : Sesungguhnya orang sebelum kalian melihat Al-Quran adalah surah-surah dari Rob mereka, maka mereka mentadabburinya pada waktu malam, dan mereka mencarinya pada waktu siang. (At-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Qur’an, hal.29)
Inilah yang dikatakan fitrahnya. Allah swt. menciptakan malam untuk istirehat, baik istirehat fizikal mahupun jiwa. Kerana pada waktu malam, suasananya tenang, damai, bebas daripada kebisukan dan hingar bingar dunia dan akan membuatkan signal-signal rabbani mudah untuk masuk kepada penerimanya iaitu hati manusia.
5. Mengulang-ulang mengkhatamkan Al-Qur’an dalam seminggu atau sebagiannya
Ya, menjadi kewajipan bagi setiap ikhwan untuk mentargetkan khatam Al-Quran sekali dalam seminggu !
Di awalnya mungkin kita merasakan berat berbanding novel, cerpen dan facebook yang mampu kita berikan penumpuan lebih daripada sejam. Tetapi insyallah dengan latihan setahap demi setahap, kita mampu untuk melakukannya. Daripada 3 bulan sekali khatam, kepada 2 bulan dan seterusnya hingga semingu sekali khatam akan terasa mudah sekali.
Abdulloh bin Mas’ud berkata : Al-Qur’an janganlah dibaca kurang dari tiga hari, bacalah dalam tujuh hari, dan seseorang menjaga hizibnya.
An-Nawawi رحمه الله berkata : Pekerjaan kebanyakan kalangan salaf
6. Membacanya dengan hafalan
Apakah tujuang kita menghafaz Al-Quran ? Adakah sekadar menghafaz ayat-ayat tanpa mengambil sebarang manfaat darinya ? Sedangkan hak Al-Quran yang lebih utama untuk kita penuhi adalah menjaganya dan mengambil manfaat darinya sebagai cahaya yang menerangi kehidupan.
Dengan hafazan, ianya akan memudahkan bacaan tersebut untuk meresapi jiwa kita dan kita tidak disibukkan untuk membolak-balik mushaf dan hurufnya.
7. Mengulang-ulang ayat
Membaca dengan berulang kali penting untuk memastikan ayat-ayat Allah dapat meresap masuk ke dalam jiwa kita. Pengulangan akan membuatkan kita ingat, cuba untuk menikmati lafaz tersebut dengan lebih lama dan mampu melahirkan penghayatan yang lebih terhadap apa yang dibaca, baik sebuah kisah atau kalimah.
Inilah yang menjadi amalan Nabi saw dan generasi kemudiannya.
Abu Dzar رضي الله عنه berkata, Nabi صلى الله عليه وسلم berdiri dengan satu ayat dan beliau mengulang-ulangnya sampai shubuh :
إِن تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِن تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ -المائدة : 118 
“Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Surah Al-Maidah: 118)
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Al-Hakim, dan beliau menshohihkannya serta disepakati oleh Adz-Dzahabi, dan dihasankan oleh Al-Albani.
Al-Hasan Al-Bashri رحمه الله pada suatu malam mengulang-ngulang ayat berikut sampai shubuh :
وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَةَ اللّهِ لاَ تُحْصُوهَا إِنَّ اللّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ -النحل : 18 
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, nescaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Surah An-Nahl: 18)
8. Mengaitkan lafadz-lafadz dengan makna-makna
Supaya tadabbur lebih berkesan, perlu kita untuk mengaitkan setiap bacaan dengan realiti yang sedang kita hadapi. Dengan cara ini, kita dapat memastikan kehidupan kita selari dengan arahan yang terdapat di dalam Al-Quran dan Al-Quran hidup di dalam hati kita. Apatah lagi apabila kita mampu untuk mengaitkan setiap permasalahan dengan kitabullah, kerana nescaya dalam setiap permasalahan itu, selalunya Al-Quran ada penyelesaiannya.
9. Membaca dengan tartil
Jangan tergesa-gesa ketika membaca Al-Quran hanya kerana mahu mencapai target tilawah atau mengejar orang lain.
Firman Allah swt.,
وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلاً  
“Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al-Quran itu dengan tartil (perlahan-lahan)”. (Surah Al-Muzammil: 4)
Ibnu Katsir رحمه الله berkata : Bacalah dengan perlahan, sesungguhnya yang demikian itu akan membantu untuk memahami Al-Qur’an dan mentadabburinya.
Inilah kaedah bagaimana Rasulullah saw. membaca Al-Quran. Aisyah radiyallhu’anha berkata, “Beliau (Nabi saw.) membaca Al-Quran dengan tartil seolah-olah menjadi surah terpanjang.”
10. Membaca dengan keras
Bacalah dengan suara yang keras, kerana ia akan lebih membantu untuk memberikan penumpuan dan perhatian.
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه , Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda :
عن أبي هريرة رضي الله عنه : قال النبي صلى الله عليه وسلم : “ليس منا من لم يتغن بالقرآن يجهر به”. رواه البخاري
“Bukanlah sebahagian daripada golongan kami orang yang tidak melagukan Al-Qur’an dan mengeraskannya”. (Hadis Riwayat Al-Bukhori)